Kadungora Salah Satu Pendiri Pabrik Kacamata Terbaik Di Indonesia

Kadungora Salah Satu Pendiri Pabrik Kacamata Terbaik Di Indonesia – Mempromosikan semangat dan aksi kolektif Collaboration Country Festival secara langsung di semua saluran media sosial GNFI. Untuk informasi lebih lanjut, lihat FNK 2021.

Kadungora Salah Satu Pendiri Pabrik Kacamata Terbaik Di IndonesiaKadungora Salah Satu Pendiri Pabrik Kacamata Terbaik Di Indonesia

oakleysunglassesoutlet – Siapa di antara teman Anda yang berkacamata? Kacamata sebenarnya membantu kita memiliki penglihatan yang lebih jelas dan tajam. Biasanya dalam memilih kacamata yang tepat, Anda pasti berkonsultasi dengan ahli kacamata yang terpercaya bukan?

Baca Juga : Merk Kacamata Renang Terbaik Tetap Jernih

Tapi pernahkah Anda mendengar tentang Toko Kacamata Kasoem? Toko kacamata ini memiliki banyak cabang di berbagai wilayah Indonesia.

Toko kacamata Kasoem memiliki sejarah perjalanan yang menarik. Berawal dari tekad kuat penciptanya Atjoem Kasoem atau dikenal dengan A. Kasoem, optik ini pertama kali didirikan oleh orang asli Indonesia.

Atjoem Kasoem adalah salah satu pengusaha kacamata ternama asal Jawa Barat. Sosok kelahiran 9 Januari 1917 di Desa Bojong, Garut ini merupakan warga lokal pemilik toko kacamata pertama di Indonesia.

Pelatihan Kasoem dimulai dengan selesainya Schakelschule (sekolah tambahan untuk mengkompensasi defisit pembelajaran), kemudian taman siswa dan dilanjutkan dengan sekolah kejuruan di Bandung. Setelah lulus, Kasoem bekerja di Bandung sebagai asisten pemilik toko kacamata asal Jerman, Kurt Schlosser.

Kasoem adalah orang yang pekerja keras dan memiliki semangat belajar yang besar. Hal ini mendorong bos Kasoem, Schlosser, untuk menasihatinya untuk belajar dengan serius agar suatu hari nanti dia bisa membuka usaha sendiri. Schlosser juga menunjukkan kepada Kasoem pentingnya industri kacamata jika Indonesia ingin mandiri di masa depan.

Pada masa kolonial Hindia Belanda, kebanyakan hanya orang kulit putih yang ahli di bidang optik. Hal ini mendorong Kasoem untuk menekuni bidang ini lebih jauh dan mulai menjual kacamata dari pintu ke pintu.

Meski dikenal sebagai pengusaha, Kasoem juga merupakan seorang pejuang yang bersatu mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dari sana ia berkesempatan bertemu dengan banyak pemimpin perjuangan, termasuk Ir. Sukarno dan Mohammad Hatta yang mempercayakannya tugas menyuplai kacamata kepada tokoh-tokoh republik.

Dari berjualan kacamata di sepeda hingga memiliki toko optik di Jalan Braga

Kasoem memulai karirnya sebelum Perang Dunia II, bekerja di toko optik milik Kurt Schlosser di Jalan Braga, Bandung. Di sini ia belajar banyak tentang perekonomian dan industri kacamata.

Dalam laporan oleh Apa dan Siapa Beberapa Orang Indonesia 1981-1982, Kurt Schlosser melontarkan pernyataan yang cukup membekas di hati Kasoem. Ketika Kasoem mengatakan bahwa Jerman harus membantu Indonesia merdeka, Kurt menanggapinya dengan mengatakan, “Apa gunanya mandiri jika perekonomian dikuasai asing?”

Ini salah satu insentif bagi Kasoem menekuni bisnis ini dengan sungguh-sungguh sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara.

Saat pecah Perang Dunia II di Eropa, Kasoem mulai menjual kacamata ke sekolah-sekolah dan masyarakat umum di Bandung. Ia memulai bisnisnya dengan mengendarai sepeda berkeliling dan menjual kacamatanya dari pintu ke pintu.

Baca Juga : Tanda Atau Ciri- Ciri Gejala Anemia Aplastik

Sejarah Gereja Blenduk, landmark kota tua Semarang

Situasi berubah sebelum kedatangan Jepang, yang menyebabkan banyak orang Jerman ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda Timur menjadi India. Kasoem akhirnya menggantikan Schlosser di Jalan Braga.

Saat itu ia mendapat dukungan dari Ki Hajar Dewantara. Hal ini mengukuhkan status Kasoem sebagai orang Indonesia pertama yang membuka toko di Jalan Braga pada masa pendudukan Jepang.

Tidak lama kemudian, Jepang mengaku kalah. Kasoem meninggalkan Bandung dan pindah ke Tasikmalaya, lalu Yogyakarta. Di kota inilah ia membantu tokoh-tokoh penting republik dengan memberikan kacamata, termasuk Mohammad Hatta.
Merintis kembali pekerjaan setelah revolusi
Pada masa revolusi, Kasoem menemui kendala dalam melanjutkan usahanya. Akibatnya hubungan Indonesia dengan dunia luar dibatasi oleh militer Belanda.

Termasuk blokade laut, sulitnya memperoleh barang-barang dalam negeri, termasuk bahan kacamata. Untuk mengatasi kesulitan pengiriman, Kasoem akhirnya membuka bengkel kecil pengasahan di Klaten.

Perang kemerdekaan yang lalu mendorong Kasoem untuk kembali ke Bandung. Sayangnya, tokonya di Jalan Braga ditempati oleh warga Tionghoa. Setelah Kasoem mendapatkan kembali haknya di pengadilan pada tahun 1953, ia terus menjalankan dan mengembangkan bisnis kacamata.

Juga mulai membuka cabang di Tasikmalaya dan Yogyakarta serta empat cabang di Jakarta. Perusahaannya terus berkembang membantu masyarakat yang aktif dalam pergerakan nasional.

Sekelompok mahasiswa asal Yogyakarta mengubah kulit salak menjadi permen anti diabetes

Kasoem tidak puas dengan keterampilan dan pengetahuannya dan memutuskan untuk pergi ke Jerman Barat pada tahun 1960an. Di sana ia belajar optik dan belajar di pabrik dari Dr. Herman Gebest hingga mampu menguasai ilmu pembuatan kacamata secara teoritis dan praktis.

Kasoem kembali ke Indonesia dan mendirikan pabrik kacamata di Kadungora, Garut, Jawa Barat pada tahun 1970. Saat itu, pabrik kacamata ini merupakan yang pertama di Indonesia dan terbesar di Asia. Namun akibat krisis ekonomi tahun 1997, pabrik yang dibuka Adam Malik terpaksa ditutup.
Peninggalan Kasoem hingga saat ini

Di tengah kesibukan yang didedikasikan untuk membangun perusahaan yang ia dirikan, Kasoem masih menyempatkan diri untuk menjabat sebagai Dewan Pengawas hingga penasihat kerja atau studi untuk sejumlah universitas dan organisasi kemahasiswaan di tanah air. Di antaranya Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Pasundan, dan Persatuan Pelajar Indonesia.

Walter Brown

Walter Brown